KOMPAS.com — Universitas Gadjah Mada menjawab isu komersialisasi kampus dengan menutup seleksi mahasiswa baru jalur mandiri. Mulai Juni 2011, UGM akan menerapkan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri 100 persen. Caranya, dengan ujian tulis dan jalur undangan SNMPTN.
Ini tentu kabar baik bagi calon mahasiswa karena kesempatan masuk perguruan tinggi dengan biaya murah semakin besar. Kebijakan itu merespons Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah. Isi pasal 3 peraturan menteri itu berbunyi, ”Perguruan tinggi dalam penjaringan penerimaan mahasiswa baru wajib menerima paling sedikit 60% mahasiswa baru pada setiap program studi melalui pola penerimaan mahasiswa baru secara nasional”.
Perubahan pola penerimaan mahasiswa baru ini diharapkan tak mengubah kualitas calon mahasiswa baru UGM. Pihak universitas tetap ingin menyaring bibit-bibit terbaik untuk mengikuti aktivitas perkuliahan yang diselenggarakan. Oleh karena itu, UGM melibatkan timnya dalam pembuatan soal ujian SNMPTN.
”Para mahasiswa mampu memiliki IPK tinggi karena melalui proses seleksi yang baik. Dalam proses ini, soal-soal yang diujikan harus berbobot. Oleh sebab itu, pada seleksi mahasiswa baru tahun 2011, soal-soal yang dikembangkan UGM akan diintegrasikan dalam ujian tulis SNMPTN,” kata Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi, MEng, PhD.
Dengan mengintegrasikan diri dalam penerimaan mahasiswa baru lewat jalur SNMPTN, UGM berharap calon mahasiswa yang lolos tes memiliki kualitas baik. Namun, hal ini juga menjadi kekhawatiran calon mahasiswa baru.
Di luar akademik
Ada yang beranggapan, ujian SNMPTN akan sulit. Apalagi calon mahasiswa yang tak terlalu unggul dalam akademik, tetapi berprestasi di bidang seni dan olahraga akan kesulitan memasuki perkuliahan di UGM.
”Penjaringan mahasiswa baru UGM 100 persen melalui pola SNMPTN, yang terdiri atas ujian tulis SNMPTN dan undangan. Yang telanjur mendaftar ujian tulis dan penelusuran bibit unggul UM UGM tak perlu khawatir karena akan diintegrasikan dalam ujian tulis SNMPTN dan SNMPTN jalur undangan,” kata Direktur Administrasi Akademik UGM Dr Budi Prasetyo Widyobroto, DEA, DESS.
Sebanyak 7.888 calon mahasiswa baru telah mendaftar seleksi masuk UGM melalui jalur penelusuran bibit unggul dan ujian tulis UGM serta 1.680-an orang mengajukan pendaftaran lewat Penjaringan Bibit Unggul. Mereka akan diintegrasikan dalam ujian tulis SNMPTN dan SNMPTN jalur undangan. Mereka melalui proses verifikasi lebih dulu pada 27 Maret 2011.
SNMPTN jalur undangan merupakan seleksi Penjaringan Bibit Unggul. Jalur ini terdiri dari Penjaringan Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM), Penjaringan Bibit Unggul Beasiswa Berprestasi (PBUBB), Penjaringan Bibit Unggul Olahraga Seni (PBOS), dan Penjaringan Bibit Unggul Pembangunan Daerah (PBUPD). Jadi, calon mahasiswa dengan prestasi nonakademik tak perlu berkecil hati karena masih ada kesempatan untuk merasakan suasana perkuliahan di UGM.
”Penjaringan Bibit Unggul Swadana termasuk penerimaan melalui jalur ini. Tentang syarat dan prosedur, sama seperti Penjaringan Bibit Unggul, meski berprestasi tetap disyaratkan masuk ranking 25 persen terbaik di kelasnya,” lanjut Budi Prasetyo.
Isu komersialisasi kampus yang merebak belakangan ini di UGM seakan terjawab meski tentu belum menyeluruh. Pendidikan jenjang perguruan tinggi seharusnya tak tertutup hanya untuk kaum kelas menengah-atas, tetapi harus juga dapat dirasakan sampai ke akar rumput.
Akan tetapi, tak hanya proses seleksi yang harus dibenahi. Biaya perkuliahan pun semestinya tak memberatkan mahasiswa.
UGM tampaknya memantapkan diri sebagai universitas negeri yang punya tanggung jawab menyelenggarakan pendidikan berkualitas dan mengusung pemerataan akses pendidikan.
Dhenok Pratiwi, Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Gadjah Mada
source : http://edukasi.kompas.com/read/2011/01/25/11112657/UGM.Menutup.Jalur.Mandiri
Ini tentu kabar baik bagi calon mahasiswa karena kesempatan masuk perguruan tinggi dengan biaya murah semakin besar. Kebijakan itu merespons Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah. Isi pasal 3 peraturan menteri itu berbunyi, ”Perguruan tinggi dalam penjaringan penerimaan mahasiswa baru wajib menerima paling sedikit 60% mahasiswa baru pada setiap program studi melalui pola penerimaan mahasiswa baru secara nasional”.
Perubahan pola penerimaan mahasiswa baru ini diharapkan tak mengubah kualitas calon mahasiswa baru UGM. Pihak universitas tetap ingin menyaring bibit-bibit terbaik untuk mengikuti aktivitas perkuliahan yang diselenggarakan. Oleh karena itu, UGM melibatkan timnya dalam pembuatan soal ujian SNMPTN.
”Para mahasiswa mampu memiliki IPK tinggi karena melalui proses seleksi yang baik. Dalam proses ini, soal-soal yang diujikan harus berbobot. Oleh sebab itu, pada seleksi mahasiswa baru tahun 2011, soal-soal yang dikembangkan UGM akan diintegrasikan dalam ujian tulis SNMPTN,” kata Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi, MEng, PhD.
Dengan mengintegrasikan diri dalam penerimaan mahasiswa baru lewat jalur SNMPTN, UGM berharap calon mahasiswa yang lolos tes memiliki kualitas baik. Namun, hal ini juga menjadi kekhawatiran calon mahasiswa baru.
Di luar akademik
Ada yang beranggapan, ujian SNMPTN akan sulit. Apalagi calon mahasiswa yang tak terlalu unggul dalam akademik, tetapi berprestasi di bidang seni dan olahraga akan kesulitan memasuki perkuliahan di UGM.
”Penjaringan mahasiswa baru UGM 100 persen melalui pola SNMPTN, yang terdiri atas ujian tulis SNMPTN dan undangan. Yang telanjur mendaftar ujian tulis dan penelusuran bibit unggul UM UGM tak perlu khawatir karena akan diintegrasikan dalam ujian tulis SNMPTN dan SNMPTN jalur undangan,” kata Direktur Administrasi Akademik UGM Dr Budi Prasetyo Widyobroto, DEA, DESS.
Sebanyak 7.888 calon mahasiswa baru telah mendaftar seleksi masuk UGM melalui jalur penelusuran bibit unggul dan ujian tulis UGM serta 1.680-an orang mengajukan pendaftaran lewat Penjaringan Bibit Unggul. Mereka akan diintegrasikan dalam ujian tulis SNMPTN dan SNMPTN jalur undangan. Mereka melalui proses verifikasi lebih dulu pada 27 Maret 2011.
SNMPTN jalur undangan merupakan seleksi Penjaringan Bibit Unggul. Jalur ini terdiri dari Penjaringan Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM), Penjaringan Bibit Unggul Beasiswa Berprestasi (PBUBB), Penjaringan Bibit Unggul Olahraga Seni (PBOS), dan Penjaringan Bibit Unggul Pembangunan Daerah (PBUPD). Jadi, calon mahasiswa dengan prestasi nonakademik tak perlu berkecil hati karena masih ada kesempatan untuk merasakan suasana perkuliahan di UGM.
”Penjaringan Bibit Unggul Swadana termasuk penerimaan melalui jalur ini. Tentang syarat dan prosedur, sama seperti Penjaringan Bibit Unggul, meski berprestasi tetap disyaratkan masuk ranking 25 persen terbaik di kelasnya,” lanjut Budi Prasetyo.
Isu komersialisasi kampus yang merebak belakangan ini di UGM seakan terjawab meski tentu belum menyeluruh. Pendidikan jenjang perguruan tinggi seharusnya tak tertutup hanya untuk kaum kelas menengah-atas, tetapi harus juga dapat dirasakan sampai ke akar rumput.
Akan tetapi, tak hanya proses seleksi yang harus dibenahi. Biaya perkuliahan pun semestinya tak memberatkan mahasiswa.
UGM tampaknya memantapkan diri sebagai universitas negeri yang punya tanggung jawab menyelenggarakan pendidikan berkualitas dan mengusung pemerataan akses pendidikan.
Dhenok Pratiwi, Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Gadjah Mada
source : http://edukasi.kompas.com/read/2011/01/25/11112657/UGM.Menutup.Jalur.Mandiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar